
NIM : 41407110044
Univ. Mercu Buana
Sistem tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat-pusat listrik dan disalurkan ke konsumen melalui jaringan saluran tenaga listrik. Mesin-mesin pembangkit pada pusat-pusat listrik, menggunakan bahan bakar yang berbeda- beda dengan kapasitas yang berlainan pula. Sehingga dalam pengoperasian mesin pembangkit perlu direncanakan seoptimal mungkin agar diperoleh biaya bahan bakar yang hemat namun mutu dan keandalan tetap terjaga.
Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTGU dan PLTD, lalu disalurkan melalui saluran transmisi kemudian dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan yang ada dipusat listrik. Saluran tegangan tinggi di Indonesia mem punyai tegangan 150 kV yang disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV yang disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan kabel tanah.
Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi, maka sampailah tenaga listrik di Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau tegangan distribusi primer yaitu tegangan 20 kV. Kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu- gardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan 380/220 Volt, kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) melalui Sambungan Rumah melalui KWH meter.
Besar kecilnya konsumsi tenaga listrik ditentukan sepenuhnya oleh para pelanggan, yaitu tergantung bagaimana para pelanggan akan menggunakan alat- alat listriknya, yang harus diikuti besarnya suplai tenaga listrik dari Pusat-pusat Listrik. Pemakaian tenaga listrik oleh konsumen berubah-ubah setiap waktu, maka Pusat-pusat Listrik membangkitkan daya sesuai dengan permintaan yang berubah-ubah tersebut.
Manfaat pengaturan pemakaian energi listrik bagi perusahaan listrik adalah :
Dapat mengurangi biaya bahan bakar, biaya operasi dan biaya pemeliharaan.
Dapat menunda pembangunan pembangkit listrik dan jaringan listrik dalam rangka memenuhi pertumbuhan permintaan tenaga listrik.
Dapat tetap menjaga ketersediaan pasokan tenaga listrik.
Manfaat pengaturan pemakaian energi listrik bagi pengguna tenaga listrik adalah : Dapat menghindari pemadaman bergilir yang dikarenakan ketidakmampuan pusat listrik untuk mensuplai tenaga listrik sesuai permintaan.
Dapat menghemat sumber daya alam, dimana bahan bakar yang diproduksi dari alam dan tidak dapat diperbaharui dapat dihemat.
Dapat memberikan kesempatan penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat yang belum menikmati tenaga listrik.
Sasaran pengaturan pemakaian energi listrik adalah :
Konservasi energi, adalah program untuk menurunkan/menghemat pemakaian tenaga listrik.
Pemangkasan beban puncak, adalah program untuk mengurangi beban pada waktu beban puncak.
Pengalihan beban, adalah program untuk menggeser beban dari waktu beban puncak ke luar waktu beban puncak
METODA PENGATURAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK
A. Efisiensi penerangan
Gunakan lampu hemat energi
Menghidupkan lampu hanya padasaat diperlukan saja
Memasang lampu penerangan dalam jarak yang tepat dengan obyek yang akan diterangi.
B. Lemari pendingin
Memilih lemari es dengan ukuran/kapasitas yang sesuai.
Membuka pintu lemari es seperlunya, dan pada kondisi tertentu dijaga agar dapat tertutup rapat.
Mengisi lemari es secukupnya (tidak melebihi kapasitas).
Menempatkan lemari es jauh dari sumber panas, seperti sinar matahari, kompor.
C. Pengatur suhu udara (AC)
Memilih AC hemat energi dan daya yang sesuai dengan besarnya ruangan.
Mematikan AC bila ruangan tidak digunakan.
Mengatur suhu ruangan secukupnya, tidak menyetel AC terlalu dingin.
D. Motor-motor
Memilih motor sesuai dengan kegunaan dan kapasitas.
Menentukan seting tegangan yang tidak berlebihan.
Memilih motor-motor yang mampu mengontrol penyerapan daya listrik sesuai dengan beban.
E. Pemakaian tenaga listrik pada beban puncak
Penyerapan daya listrik, kalau memungkin disebar pada luar waktu beban puncak, sehingga mengurangi pengoperasian pembangkit yang tidak efisien
F. Audit energi
Menghitung besarnya konsumsi energi listrik pada bangunan gedung dan mengenali cara-cara untuk penghematannya.
G. Konstruksi bangunan yang efisien
Dalam rekayasa bangunan gedung diupayakan semaksimal mungkin agar ef isiensi penerangan, efisiensi pengaturan suhu udara, pengaturan instalasi listrik, dapat dimaksimalkan.
Sumber : Agung Nugroho
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Undip Semarang
Juni 2006
kak,bisa minta softcopynya?
BalasHapusgan.. bisa bantu buatin judul TA
BalasHapuskak arifin bisa minta kontaknya ? ada yang perlu saya tanyakan untuk masalah TA.
BalasHapus