oleh : Royadi - 41407110004
ABSTRAK
Gangguan harmonisa merupakan suatu
fenomena di sistem daya AC. Pada mulanya penyebab harmonisa adalah ketika inti
besi trafo dan mesin listrik mengalami kondisi saturasi, tetapi seiring
berkembangnya teknologi modern yang ditandai dengan penggunaan komponen
semikonduktor, masalah harmonisa juga semakin meningkat. Sumber harmonisa dapat
berasal dari utilitas maupun konsumen, sehingga perlu dilakukan analisa
pemisahan kontribusi harmonisa antara utilitas dan konsumen di PCC. Dari hasil
analisa melalui grafik perubahan daya reaktif terhadap waktu (ΔQ/Δt)
menunjukkan bahwa grafik cenderung naik selain itu dengan analisa ΔQ/Δt
diperoleh angka 0,04 (ΔQ/Δt >0) sehingga dapat disimpulkan bahwa utilitaslah
yang mempunyai kontribusi harmonisa terbesar di PCC.
Kata kunci: harmonisa, PCC
PENDAHULUAN
Gangguan
harmonisa merupakan suatu fenomena di daya AC. Pada mulanya penyebab harmonisa
adalah
ketika
inti besi trafo dan mesin listrik mengalami kondisi saturasi [1]. Seiring
dengan pertumbuhan teknologi modern yang ditandai dengan peningkatan penggunaan
komponen semikonduktor, masalahmasalah harmonisa menjadi meningkat. Yang
menjadi tantangan saat ini adalah bagaimana cara
membuktikan
sumber harmonisa tersebut dan siapa yang bertanggung-jawab terhadap gangguan
harmonisa tersebut
Beberapa
metode telah ditemukan untuk mengidentifikasi sumber harmonisa, mulai dari The
real power direction method [2,3,
4], metode berdasarkan Teorema Thevenin [5,6]
dan Superposisi [7], critical
impedance
method [6], serta gradient daya
reaktif terhadap waktu (ΔQ/Δt) [8].
POINT OF COMMON COUPLING (PCC)
Menurut
IEEE 519, PCC merupakan titik terdekat pada sisi utilitas dari pelayanan
pelanggan dimana pelanggan utilitas dapat disuplai. Pengertian PCC secara
praktikal yang benar adalah pada sisi primer trafo (tegangan menengah) yang
melayani pelanggan, tanpa memperhatikan trafo pelanggan atau lokasi pengukuran (metering).
Pada kenyataannya, tentu saja secara praktikal pengukuran dilakukan pada sisi
sekunder trafo. Berikut ini adalah gambar dari PCC:
HARMONISA
Harmonisa
merupakan suatu fenomena yang timbul akibat pengoperasian beban listrik non
linier sehingga terbentuklah gelombang frekuensi tinggi yang merupakan
kelipatan dari frekuensi fundamentalnya. Gelombang-gelombang frekwensi tinggi
menumpang pada gelombang aslinya (fundamental frequency
waveform) sehingga terbentuk gelombang cacat (distorted
waveform) yang merupakan jumlah antara gelombang murni sesaat dengan
gelombang harmoniknya.

Gambar 2. Gelombang sinusoidal dan terdistorsi [10]

Gambar 3. Diagram
vektor segitiga daya
Pada
segitiga daya, ada 3 macam daya yaitu daya aktif (P), daya reaktif (Q) dan daya
nyata (S). Daya aktif adalah daya listrik yang dapat diubah ke bentuk energi
yang lain seperti cahaya dan lain-lain. Daya reaktif adalah daya yang
diperlukan untuk pembentukan medan magnet dan daya nyata adalah resultan vektor
daya aktif dan reaktif.Seperti halnya dengan segitiga daya, nilai RMS merupakan
akar kuadrat dari penjumlahan fundamental (H1)
kuadrat dan harmonisa (HN)
kuadrat sehingga nlai RMS dapat dianalogikan sebagai daya nyata (apparent
power) sedangkan fundamental (H1)
dapat dianalogikan sebagai daya aktif dan harmonisa (HN) dapat dianalogikan sebagai daya
reaktif karena sifat tidak berkontribusi pada pemakaian daya yang berdayaguna.
Apabila
pada suatu sistem distribusi timbul harmonisa maka power
factor sistem distribusi menjadi jelek (<0.85) sehingga daya
reaktif menjadimeningkat. Daya reaktif ini memerlukan kompensasi terhadap cos φ yang jelek tersebut berupa capasitor
bank dan filter harmonik.
GRADIEN DAYA REAKTIF
Penggunaan
nilai-nilai daya reaktif dalam metode gradien daya reaktif terlebih dahulu
harus memperhatikan impedansi sumber harmonisa apakah induktif atau kapasitif.
Metode gradien daya reaktif merupakan adaptasi dari persamaan keseimbangan
energi, yaitu [8]:
E
= Ein -
Eout (1)
dengan:
E = Rate
of change of total energy
Ein
=
Flow of energy into the system
Eout
=
Flow of energy out the system
Penerapan konsep
keseimbangan energi pada daya
reaktif pada PCC,
didapatkan [8]:
Q
= Qin -
Qout (2)
dengan :
Q = Rate
of change of total reactive power
Qin = Flow
of reactive power into the system
Qout = Flow
of reactive power out the system
Persamaan 2 dapat
dituliskan ulang sebagai berikut [8] :
ΔQ Qin-Qout
______ = ____________
Δt Δt
Pada gambar 3
diasumsikan bahwa arah positif daya reaktif adalah dari utilitas ke konsumen.
Pada PCC, tingkat
perubahan daya reaktif adalah [8]:
ΔQpcc Qu pcc – Qc pcc
______ =
_______________________
Δt
Δt
dimana
:
Qu-pcc
:
Daya reaktif dari ulititas ke PCC
Qc-pcc
:
Daya reaktif dari konsumen ke PCC
Jika
Qu-pcc > Qc-pcc maka ΔQpcc / Δt > 0 sehingga
sumber utama harmonisa adalah utilitas sedangkan jika Qu-pcc < Qc-pcc maka ΔQpcc / Δt < 0 sehingga
sumber utama harmonisa adalah konsumen.
Dari
rumus tersebut maka untuk menghitung daya reaktif pada PCC digunakan rumus [8]:
Qpcc = Im ( Vpcc* I
pcc ) (5)
dimana :
Qpcc : Daya reaktif pada PCC
Vpcc : tegangan harmonisa yang diukur pada
PCC
I
pcc :
arus harmonisa yang diukur pada PCC
Hipotesis
untuk metode gradient daya reaktif dapat disederhanakan sebagai berikut:
·
Jika ΔQ/Δt > 0, utilitas sebagai
sumber utama harmonisa
·
Jika ΔQ/Δt < 0, konsumen sebagai sumber
utama harmonisa
PENGUMPULAN DATA
Penelitian
dilakukan di PCC salah satu Gardu Induk yang menyuplai industri peleburan baja
dimana
peralatan
pabrik yang digunakan antara lain adalah electric
arc furnace (EAF). EAF menghasilkan harmonisa yang cukup besar pada
sistem distribusi.
Spesifikasi Trafo di
sisi utilitas:
Tipe : Outdoor
Daya : 60.000 kVA
Tegangan Kerja : 150 kV // 20 kV
Arus : 1,7 – 230,9 A
Hubungan : YNyn0
Impedansi : 12,8 %
Phasa : 3
Frekwensi : 50 Hz
Tipe
Pendinginan : ONAN/ONAF
Dengan
melakukan pengukuran dan perekaman data di titik PCC (pada sekunder CT dan PT
di panel
incoming
20 kV – sisi sekunder transformator) maka diperoleh data
daya reaktif (Q), arus harmonisa dan tegangan harmonisa (Tabel 3). Setelah
dilakukan pengukuran ternyata harmonisa ke 7 merupakan
harmonisa
yang paling dominan, sehingga data arus harmonisa (Ih7) dan tegangan harmonisa ke 7 (Vh7) yang digunakan untuk analisa.
Tabel
3. Daya reaktif & rata-rata ITHD
Waktu
(t)
|
Daya
Reaktif (Var)
|
Ih7
(A)
|
Vh7
(V)
|
15:15
|
309
|
84
|
62
|
15:20
|
342
|
84
|
74
|
15:24
|
267
|
60
|
54
|
15:27
|
258
|
60
|
56
|
15:31
|
336
|
84
|
72
|
15:34
|
264
|
60
|
52
|
15:42
|
303
|
72
|
56
|
15:47
|
405
|
84
|
68
|
15:52
|
315
|
60
|
48
|
15:55
|
327
|
72
|
64
|
16:00
|
405
|
84
|
66
|
Analisa Sumber Harmonisa Berdasarkan
Grafik
Analisa
sumber harmonisa dapat dilakukan dengan melihat daya reaktifnya. Hal ini
dikarenakan jika
pada
suatu sistem distribusi terdapat harmonisa maka harmonisa akan membuat PF (power
factor) dan
DPF
(displacement power factor)
pada system tersebut menjadi lebih rendah dari 0,85. Pada analisa
dengan
menggunakan metode gradien daya reaktif, sumber harmonisa terbesar pada PCC
dapat diketahui dengan membuat grafik dengan mengmenggunakan data pada Tabel 3.
Hubungan
antara Vh7, Ih7
dan
Q bahwa
besarnya daya reaktif (Q) mengikuti besarnya arus dan tegangan harmonisa.
Semakin besar arus dan atau tegangan harmonisa maka semakin besar pula daya
reaktifnya,demikian sebaliknya. Hal ini membuktikan bahwa besarnya daya reaktif
dapat digunakan untuk menganalisa sumber harmonisa.
Hubungan
daya reaktif terhadap waktu bahwa
kecenderungan grafik daya reaktif terhadap waktu mengalami kenaikan.
Berdasarkan konsep metode gradien daya reaktif disebutkan bahwa jika ΔQ/Δt>0
atau arah positif maka dapat disimpulkan bahwa sumber harmonisa terbesar adalah
dari sisi utilitas.
Dalam
menganalisa sumber harmonisa, metode Gradient Daya
Reaktif membutuhkan data lebih dari
satu
kali pengukuran untuk mengetahui kecenderungan kenaikan atau penurunan daya
reaktif dan
arus
& tegangan harmonisa sehingga dibutuhkan alat ukur yang dapat merekam data
pada suatu kurun
waktu
tertentu.
Analisa Sumber Harmonisa Berdasarkan
Perhitungan
Selain
menggunakan grafik, analisa metode gradient daya reaktif dapat juga dilakukan
dengan menggunakan analisa perhitungan. Dengan menggunakan tabel 3, dicari
nilai ΔQ/Δt apakah lebih besar dari nol atau kurang dari nol
ΔQ
= Qakhir - Qawal
= 405 – 309 = 96 Var
Δt = takhir - tawal
= 16:00 – 15:15 = 2700 detik
ΔQ 9600
______ = ____________
Δt 2700
= 0,04 > 0
Dari
hasil perhitungan di atas terlihat bahwa ΔQ/Δt>0 maka berdasarkan konsep
metode gradien
daya
reaktif dapat disimpulkan bahwa sumber harmonisa terbesar adalah dari sisi
utilitas.

Gambar
7. Simulasi dengan ETAP
Daya Reaktif
Berdasarkan
data-data pengukuran dan spesifikasi transformator, maka dapat dibuat bentuk
pemodelannya dengan menggunakan ETAP dapat dilihat pada Gambar 7 menunjukkan
hasil run load flow dengan software ETAP. Pada bus 6 terlihat daya reaktif yang
masuk ke PCC (bus 4) adalah sebesar 50109 kVar. Sedangkan total daya reaktif
yang keluar dari PCC yang masuk ke beban-beban adalah sebesar 49675 kVar
(17174+15180+16721). Berdasarkan konsep metode gradien daya reaktif disebutkan
bahwa jika Qu-pcc >
Qc-pcc dan ΔQpcc / Δt > 0 maka
dapat disimpulkan bahwa sumber harmonisa terbesar adalah dari sisi utilitas
KESIMPULAN
Berdasarkan
analisa sumber harmonisa berdasarkan grafik, perhitungan dan aliran daya
reaktif, metode gradient daya reaktif menunjukkan bahwa sumber harmonisa
terbesar adalah dari sisi utilitas. Karena sumber harmonisa terbesar dari
utilitas maka pada sisi utiltas perlu dipasang filter harmonisa agar harmonisa
tersebut tidak menyebar ke seluruh system distribusi.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Teshome, “Harmonic Source and Type Identification in a Radial Distribution
System
(Presented
Conference Paper style)”, presented at the IEEE 1991 Industry Applications
Society annual Meeting, Dearboran ,
Michigan , September 28–October 4,
1991, Paper No. 32025.
[2]
W. Xu, X. Liu and Y. Liu, “An Investigation on the validity of power-direction
method for harmonic source detection”, IEEE Trans.
Power
Delivery, vol. 18, pp. 214–218, January 2003.
[3]
W. Xu and Y. Liu, “A method for determining customer and utility harmonic
contributions at the point of common coupling”, IEEE
Trans.
Power
Delivery, vol. 15, pp. 804–811, Apr. 2000.
[4]
M. Tsukamoto, I. Kouda, Y. Natsuda, Y. Minowa and S.
Nishimura , “Advanced method to identify harmonics characteristic
between utility grid and harmonic current sources”,
presented
at the 8th Int. Conference on
harmonic and quality of power, Oct. 14–16, 1998, pp. 419–425.
Kok gambarnya nggak ada?
BalasHapus