Abstrak
Besar pemakaian energi listrik oleh
setiap konsumen dapat
diukur dengan menggunakan suatu alat pengukur energi listrik (KWh-meter),
seperti
yang dilakukan oleh PLN pada
tiap-tiap pelanggan. KWh-meter yang tepasang akan membaca pemakaian komulatif energi yang terpakai,
sehingga
untuk
mengetahui pemakaian energi selama satu bulan, maka penunjukan KWh-meter sekarang
harus dikurangkan dengan penunjukan
KWh-meter bulan yang lalu.
Pada
makalah ini, diusulkan suatu rancangan
alat
pengukur energi
listrik
jarak jauh berbasis mikrokontroller
yang
memiliki keakuratan yang tinggi, serta dapat memberikan
tampilan jumlah energi yang dipakai
selama
satu bulan.
Sehingga
petugas pembaca meter tidak harus berkeliling
ke rumah-rumah,
mereka dapat
mengakses lewat pusat kendali.
Sistem alat ukur
KWh-meter,
terdiri dari beberapa alat ukur diantaranya
alat pengukur beda fasa antara tegangan
dan arus,
pengukur
tegangan dan pengukur
arus. Selanjutnya
nilai tegangan, arus
dan nilai kosinusnya dikalikan oleh mikrokontrol untuk mendapatkan nilai daya sesaat. Sistem
pewaktuan yang telah diprogram pada mikrokontrol dipakai
untuk menghitung energi
pada waktu
tertentu., alat ini juga dilengkapi dengan
suatu pemancar, hal ini dimaksudkan
untuk
mengefektifkan sistem pencatatan
dan pendataan yang nantinya akan
dioperasikan oleh
satu buah
komputer yang telah diprogram secara langsung dapat menampilkan berapa besar
biaya yang harus ditanggung oleh setiap pelanggan.
Kata Kunci: KWh-meter, tegangan, arus, beda fasa, mikrokontrol.
1. Pendahuluan
Besarrnya pemakaian
energi
listrik oleh setiap konsumen dapat diketahui oleh pihak
PLN dengan memasang suatu alat KWh-meter di setiap pelanggan. Sistem KWh-meter yang biasa dipakai oleh
PLN adalah
dengan sistem induksi, dimana sering kali konsumen pengguna energi
listrik banyak yang mengeluh berkaitan dengan pembayaran energi listrik tersebut. Metoda pengukuran
energi listrik yang biasa dilakukan adalah dengan mencatat besarnya
energi
bulan sekarang ini dikurangkan
dengan pemakaian energi
listrik
bulan
lalu, hal ini dapat menyebabkan keakurasian
data yang dicatat tidak begitu
baik karena keterbatasan
si pencatat.
Permasalahan yang sering terjadi adalah para pelanggan mengalami kejadian pembayaran rekening
listrik yang melonjak pada
bulan-bulan
tertentu,
padahal
pemakaian energi listrik hampir sama dengan bulan-bulan
sebelumnya.
Hal ini sering terjadi karena pembacaan
KWh-meter oleh petugas tidak ada suatu bentuk
keteraturan
tertentu,
atau
dapat
disebabkan kurang teliti pencatatanya, faktor
lain yang dapat menyebabkan hal ini terjadi adalah penunjukan
angka yang relatif kecil. Jika alat yang dipasang pada pelanggan dapat menunjukkan suatu tampilan yang cukup dari segi ukuran, serta dapat
dipilih suatu
tampilan tertentu, maka petugas akan lebih mudah untuk mencatatnya.
Pada makalah ini, akan diusulkan suatu rancangan alat pengukur energi yang memiliki keakurasian
yang tinggi dan dapat diukur dalam jarak yang cukup jauh. Alat pengukur
energi listrik ini
dilengkapi
oleh berbagai
fasilitas
antara
lain: dapat memberikan
tampilan
jumlah
energi yang terpakai
selama satu bulan, selain itu si petugas tidak
harus
keliling melakukan pencatatan, akan tetapi
hanya
mengakses
di komputer
saja untuk mendapatkan
data.
2. Perancangan
Alat Pengukur
Energi Listrik Jarak Jauh
2.1 Sensor Tegangan
Sinyal tegangan yang akan diukur, dilakukan dengan bantuan
sensor tegangan
yang memiliki keakurasian yang tinggi dengan tipe LV-25 P. Sensor
tegangan
tipe ini memiliki beberapa
kelebihan,
antara
lain : dapat digunakan
untuk
mengukur tegangan AC maupun
DC, memiliki lebar
pita yang cukup lebar, memiliki kelinieran
yang sangat baik. Keluaran dari
sensor
tegangan ini masih
berupa besaran arus, maka untuk
mengubah besaran arus ke besaran tegangan harus dipasang resistor antara keluaran dan
nilai
ground. Jika diinginkan
untuk mendapat
besaran
yang lebih besar, maka keluaran sensor bisa dikuatkan dengan menggunakan penguat operasional.
2.2 Sensor Arus
Besaran sinyal arus yang akan diukur, dilakukan
dengan bantuan
sensor arus yang memiliki keakurasian
yang tinggi
dengan
tipe LA- 55 P. Beberapa pertimbangan menggunakan tipe ini adalah sensor
ini memiliki kelinieran
yang sangat tinggi, lebar pita yang lebar
serta
dapat
digunakan
untuk mengukur arus AC dan DC. Keluaran dari
sensor ini berupa besaran arus, maka untuk mengubah ke dalam besaran tegangan dipasang
resistor
antara terminal
keluaran dan ground. Jika dikehendali keluaran yang berada
pada level tertentu, maka sinyal ini dapat dikuatkan dengan bantuan penguat operasiona.
2.3 Pengkondisi
Sinyal
Sinyal yang keluar dari sensor tegangan akan diukur sampai taraf yang lebih
rendah dengan perbandingan tertentu,
hal ini dimaksudkan agar sesuai
dengan taraf tegangan
perubahan
dari sistem analog ke digital.
Sedangkan sinyal keluaran dari sensor
arus, juga dilakukan
hal
yang sama. Perbedaan
kedua sudut antara sinyal tegangan dan sinyal
arus dipakai untuk menghitung nilai kosinus pada daya sesaat.
2.4 Detektor Puncak
Nilai puncak dari tegangan dan arus dideteksi dengan menggunakan detektor puncak. Rangkian detektor puncak ini dapat dilakukan dengan konfigurasi rangkaian dioda penyearah, jika diinginkan nilai yang lebih akurat, maka disarankan menggunakan detektor puncak dengan menggunakan penguat operasional untuk kompensasi drop tegangan di dioda. Penurunan tegangan akhibat drop di dioda mempengaruhi keakurasian dari rancangan sistem, sebab nilai keluaran dari pengkondisi sinyal berkisar hanya beberapa volt saja, maka pemrosesan di detektor puncah harus dijaga seakurat mungkin.
2.5 Multiplekser dan ADC
Sinyal informasi yang dibaca oleh mikrokontrol adalah nilai
tegangan, arus dan sudut fasa.
Ketiga parameter
ini harus diubah dahulu dari besaran
analog ke besaran
digital (biner). Detektor puncak tegangan, detektor puncak arus dan
detektor fasa,
dimultiplekserkan
secara analog, sehingga keluaran
dari multiplekser dapat berupa
sinyal tegangan,
sinyal arus, detektor fasa
yang ketiganya terintegrasi dalam suatu besaran
DC. Informasi ketiga besaran tersebut berupa besaran DC, kemudian diubah ke besaran data
biner. Pengukuran yang dilakukan tidak membutuhkan suatu kecepatan
yang tinggi,
maka hanya
diperlukan satu buah ADC saja, yang dapat diakses
dan disinkronkan dengan multiplekser yang ada. Penggiliran
masuknya data dari ADC ke sistem
mikrokontrol diatur oleh mikrokontrol
itu sendiri.
2.6 Sistem Mikrokontrol
Sistem mikrokontrol terdiri dari mikrokontrol, memori, display, papan
tombol. Program
yang disimpan
dalam
memori EPROM,
sedangkan memori RAM digunakan untuk membantu sistem mikrokontrol
saat bekerja
untuk menyimpan data yang diakses
oleh pelanggan
atau data
saat diakses
oleh pengendali
terpusat.
Display digunakan untuk memberikan tampilan mengenai
berapa
banyak energi listrik yang digunakan
pada bulan ini ataupun pada bulan- bulan sebelumnya. Untuk
membatasi
besarnya memori
yang dipakai
memori, data
pemakaain energi
listrik bisa dibatasi
sampai tiga bulan sebelumnya,
sesudah itu data yang terakhir
akan hilang
dengan
otomatis digantikan
data yang baru.
2.7 Sistem Pemancar
Sistem pemodulasi, bisa menggunakan
modulasi
frekuensi. Masukan
ke transmiter
berupa
sinyal
digital yang akan dimodulasi
oleh modulator
FM, sinyal yang keluar dari
modulator FM kemudian dikuatkan, penguatan sinyal ini dimaksudkan supaya sinyal yang dipancarkan
relatif
kuat.
2.8 Sistem Pengendali Terpusat
Sistem pengendali
terpusat, berfungsi untuk
menerima sinyal dari pengirim yang telah dikirimkan
oleh masing-masing pemancar.
Sinyal yang diterima
oleh suatu penerima, kemudian diumpankan ke rangkian
demodulator, hal ini dimaksudkan
untuk mendapatkan sinyal informasi, berupa besaran
energi
listrik
yang dipakai. Sinyal informasi ini biasanya
masih tercampur dengan sinyal-sinyal
lain yang tidak diinginkan,
maka sinyal
informasi saja yang diambil, hal ini bisa diatasi dengan
memasang filter. Setelah keluaran filter, sinyal tersebut dikuatkan lagi pada
taraf level logika
seperti pada
level komputer. Data yang dikirimkan
secara serial ini kemudian akan diolah oleh komputer, sehingga akan memunculkan
suatu tampilan
berupa
nilai akhir
dari jumlah
energi yang harus dibayar.
Metoda komputasi
yang dipakai sangat sederhana sekali, yaitu dengan menggunakan
akses port, kemudian data diambil, setelah itu dikalikan
dengan
nilai-nilai harga energi yang telah ditetapkan
oleh
PLN, Dari data
tersebut nantinya akan sebagai
acuan terhadap energi yang harus dibayarkan
oleh
masing-masing pelanggan. Berikut
ini adalah diaagram block
penerima.
3. Pengujian Hasil Rancangan
4. Penutup
Dari hasil rancangan yang telah dilakukan, maka diharapkan
dapat memberikan
kontribusi antara lain adalah:
Bagi PLN, dapat disimulasikan
metode ini karena metode ini memiliki beberapa keunggulan
antara lain lebih presisi
dan
lebih memudahkan
dalam hal pencatatan.
b.Bagi pelanggan
PLN, dapat diperoleh nilai
yang pasti dan akurat, karena sistem ini benar- benar menunjukkan penggunaan
energi listrik selama
satu bulan.
c. Bagi
perkembangan
ilmu pengetahuan
dan teknologi, teknologi ini perlu dilakukan mengingat sistem ini akan mempermudah pencatatan dan memiliki ketelitian
yang baik
Daftar Pustaka
[1] Cooper, W. D, Instrumentai Elektronik
dan
Teknik Pengukuran, Erlangga, 1991.
[2] Dahono. AP, Besaran Tenaga Listrik: Definisi
dan Masalahnya, Seminar Nasional Teknik Tenaga istrik, Bandung , 2004.
[3] Frenzel, Lois E, Communications Electronics, McGraw-Hill, 1989.
[4] http/www: lem.com.
[5] Jacob, J. M, Industrial Control Electronics, Prentince
Hall International,
1989
[6] Kennedy, George, Eletronic Comunication
Systems, McGraw-Hill, 19861
[7] Mohan, Undeland, Robbins, Power
Electronics: Converters, Applications and
Design, John Wiley & Sons, 1994
[8] Rashid, M H, Power Electronics: Circuits,
Devices and Applications, Prentice Hall
International, 1993
[9] Simpson. C. D, Industrial Electronics.,
Prentince Hall International, 1996.
[10] Smith, J, Modern of Communication System,
McGraw-Hill, 1986.
Electronics: Converters, Applications and
Design, John Wiley & Sons, 1994
[8] Rashid, M H, Power Electronics: Circuits,
Devices and Applications, Prentice Hall
International, 1993
[9] Simpson. C. D, Industrial Electronics.,
Prentince Hall International, 1996.
[10] Smith, J, Modern of Communication System,
McGraw-Hill, 1986.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar