EVALUASI KOORDINASI PROSES TRAFO 150-20 KV DI GARDU INDUK TANGERANG BARU
EVALUASI KOORDINASI PROSES TRAFO 150-20 KV DI GARDU INDUK TANGERANG BARU
Mahpudin/41407110059
Teknik Elektro/FTI UMB
Abstrak
Sistem distribusi tenaga listrik yang menggunakan kabel udara sering mengalami gangguan. Gangguan yang sring terjadi adalah gangguan tak simetris yang berupa hubung singkat suatu fasa ke tanah, antar fasa ataupun putusnya salah satu atau dua fasa. Transformator yang merupakan peralatan dalam utama dalam gardu induk harus mendapat pengaman yang tepat.
I. Pendahuluan
Proteksi system tenaga listrik adalah system proteksi yang dilakukan kepada peralatan-peralatan listrik yang terpasang pada suatu system tenaga misalnya : generator, trafo jaringan dan lain-lain terhadap kondisi abnormal operasi system itu sendiri.
Sistem proteksi diperlukan untuk sebagai berikut :
a. Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan .
b. Untuk dapat melokalisir luas daerah tegangan menjadi sekecil mungkin .
c. Untuk dapat memberikan layanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumsi dan juga mutu listrik yang baik.
d. Untuk mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.
II. Distribusi tenaga listrik
2.1. Distribusi tenaga listrik
Tenaga listrik dibangkitkan oleh pusat-pusat listrik seperti : PLTU, PLTA, PLTG, PLTP, PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah tegangan dinaikkan terlebih dahulu oleh trafo step-up. Setelah disalurkan melalui saluran transmisi maka sampailah tenaga listrik di gardu induk dan diturunkan tegangannya menjadi tegangan 20 KV oleh trafo step-down. Tegangan menjadi 20 KV ini disebut tegangan distribusi primer. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi kemudian tenaga listrik diturunkan menjadi tegangan rendah 380/220 Volt melalui gardu-gardu distribusi dan disalurkan melalui jaringan tegangan rendah ( JTR ) untuk selanjutnya dialurkan ke rumah-rumah konsumen.
2.2. Jenis-Jenis Gangguan
Pada dasarnya jenis-jenis gangguan dapat digolongkan menjadi:
• Gangguan simetri , dimana system sebelum terjadi besaran-besarannya dalam keadaan seimbang dan setelah gangguan tejadi besaran-besarannya masih dalam keadaan seimbang.
• Gangguan tidak simetri, dimana system sebelum gangguan besran-besarannya system dalam keadaan seimbang tetapi setelah terjadi gangguan besaran-besaran tersebut menjadi tidak seimbang .
III. Gardu Induk Tangerang Baru
3.1. Transformator
Transformator adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
3.2. Rele Untuk Proteksi Trafo Daya
Ada beberapa macam rele pengaman yang digunakan untuk melindungi trafo dari gangguan yang mungkin terjadi.
Adapun jenis rele proteksi yang biasa digunakan sebagai berikut:
• Rele arus lebih ; rele yang bekerja berdasarkan arus lebih akibat adanya gangguan hubung singkat
• Rele arus lebih berarah ; rele arus lebih yang mempunyai elemen arah.
• Rele hubung tanah ; rele hubung tanah pada jaringan tegangan menengah pada dasarnya menggunakan rele arus lebih.
• Rele beban lebih ; keadaan bila lebih harus dibedakan dari keadaan arus lebih.
3.3. Sistem Koordinasi Proteksi Gardu Induk Tangerang Baru
Sistem proteksi merupakan salah satu dari beberapa system yang mendukung pengopersian system tenaga listrik, dengan demikian maka pengolahannya harus diperhatikan kebutuhan system yang diamankan .
Agar system proteksi dapat bekerja sesuai dengan fungsinya maka dalam melakukan koordinasi system pengaman harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Keamanan peralatan
b) Keamanan system
c) Keamanan konsumen
IV. Kesimpulan
a. Mengacu pada perhitungan analisa mendapatkan perhitungan arus gangguan bekerja lebih kecil di bandingkan daya arus gangguan tanpa beban maka setting rele menggunakan hasil perhitungan arus gangguan pada kondisi tanpa beban.
b. Penentuan setting rele proteksi menggunakan hasil perhitungan gangguan yang paling rendah, sehingga rele akan tetap bekerja jika timbul arus gangguan yang lebih besar.
c. Analisis koordinasi proteksi untuk menentukan proteksi trafo mengacu dari arus gangguan untuk menentukan setting rele.
d. Sistem proteksi merupakan salah satu dari beberapa system yang mendukung pengoperasian system ditribusi tenaga listrik, dengan demikian maka pengolahannya harus memperhatikan kebutuhan system yang diamankan.
e. Agar system proteksi bekerja sesuai dengan fungsinya maka dalam melakukankoordinasi proteksi perlu memperhatikan keamanan peralatan, system dan konsumen.
Daftar Pustaka
1) Supervisi Relay Proteksi Transmisi dari Gardu Induk, jasa pendidikan dan pelatihan
2) Sistem Pengaman Trafo Penyulang, Penyaluran dan Pusat Penyaluran Beban Jawa Bali, PT PLN(persero).Jakarta 1999.
3) Rele Proteksi Jaringan Tegangan Menengah, PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat.
4) William D. Stevenson,JR, Element of Power System Analysis, Nort Caroline StateUniversty.1981.
5) Paul M Anderson, Analysis Of Faulted Power System, the lowa state university.1973.
6) HIlal, Sistem Distribusi Tenaga Listrik, UMB 2005
7) Husodo B, Analisa Sistem Tenaga Listrik,UMB 2004
8) Badarudin,”Sistem Proteksi”. UMB 2003
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar