NIM : 41407110117
- Pemanfaatan Energi Panas
- Di
seluruh dunia, sekitar 30% dari total energi utama digunakan untuk
menghasilkan listrik. Sebagian besar dari 70% sisanya digunakan baik
untuk transportasi atau dikonversi menjdai air panas, uap dan panas.
Hal ini menunjukkan bahwa pasaran non listrik terutama untuk air dan
uap cukup besar.
- Dewasa ini energi nuklir digunakan
untuk menghasilkan listrik pada lebih dari 24 negara. Sebanyak 423
pembangkit tenaga nuklir dengan total kapasitas sekitar 324 gigawatt
listrik (GWe) sedang beroperasi dan sekitar 80 pembangkit tenaga nuklir
dengan total kapasitas sekitar 80 GWe sedang dibangun, dan hanya
sebagian kecil dari pembangkit tenaga nuklir sedang digunakan untuk
memasok air panas dan uap. Total kapasitas dari pembangkit tanaga
nuklir ini kurang dari 5 GW thermal (th) dan sedang dioperasikan pada
beberapa negara yaitu Canada dan USSR.
- Ada beberapa
alasan untuk membedakan listrik dan produksi panas dari energi nuklir.
Keduanya termasuk pasaran kogenerasi yang terpisah, ukuran jaringan
listrik, biaya yang rendah dari sumber energi pengganti untuk produksi
panas dan biaya yang tinggi untuk transportasi dan distribusi.
- Untuk
aplikasi-aplikasi panasnya, kebutuhan temperatur spesifik sangat
bervariasi (Grafik 1). Kebutuhan temperatur spesifik mempunyai batasan
mulai dari temperatur yang paling rendah yaitu sekitar temperatur kamar
untuk aplikasi seperti air panas dan uap untuk agro industri,
selanjutnya untuk pemanasan distrik dan desalinasi air laut, sampai
dengan temperatur 1000oC berturut-turut yaitu uap proses dan panas untuk industri kimia dan uap injeksi bertekanan tinggi untuk enhanced oil recorvery, oil shale dan oil sand processing,
proses pengilangan minyak dan produksi olefin dan pengilangan batubara
dan lignite. Proses pemisahan air (water splitting) untuk produksi
hidrogen adalah pada ujung yang paling atas.
- Panas dapat dipasok oleh uap sampai dengan temperatur sekitar 550 oC,
di atas temperatur tersebut, kebutuhan-kebutuhan harus disediakan
secara langsung oleh panas proses, karena tekanan uap menjadi lebih
tinggi dari 550o C. Batas atasnya yaitu 1000oC
untuk panas proses yang dipasok dari energi nuklir adalah diatur dengan
dasar kekuatan jangka panjang dari material reaktor yang bersifat logam.
- Selain itu tentu ada proses industri dengan kebutuhan temperatur di atas 1000oC,
sebagai contoh, produksi baja. Proses seperti ini dapat menggunakan
energi nuklir lewat pembawa energi sekunder, seperti listrik, hidrogen
dan gas sintetis.
- Energi panas yang dihasilkan reaktor nuklir
- Pada
semua pembangkit tenaga nuklir, proses utama dalam teras reaktor adalah
konversi energi nuklir menjadi panas. Karena itu pada prinsipnya, semua
reaktor nuklir dapat digunakan untuk menghasilkan panas. Namun, secara
praktis ada 2 kriteria yang menentukan yaitu temperatur panas yang
dihasilkan (dari pendingin primer) dan tekanan uap yang dihasilkan.
- Berkenan dengan faktor yang pertama, reaktor berpendingin air (water - cooled reactor) memberikan panas sampai 300oC.
Jenis reaktor ini termasuk Pressurized - Water Reactor (PWR), Boiling -
Water Reactor (BWR), Pressurized Heavy - Water Reactor (PHWR) dan
reaktor bermoderator grafit yang berpendingin air ringan (LWGR).
- Reaktor bermoderator air berat dan berpendingin organik (OCHWR) mencapai temperatur sekitar 400oC, sementara reaktor pembiak/ Liquid Metal Fast Breeder Reactor (LMFBR) menghasilkan panas sampai dengan 540oC. Reaktor berpendingin gas mencapai temperatur yang lebih tinggi, sekitar 650oC
untuk reaktor bermoderator grafit yang berpendingin gas maju dan
reaktor bermoderator grafit yang berpendingin gas temperatur tinggi 950oC (HTGR). (Grafik 2)
- Selanjutnya
di samping temperatur maksimum dari pendingin primer, pertimbangan
penting yang lainnya adalah perbedaan temperatur di antara pendingin
masuk dan pendingin ke luar.
- Tekanan dari uap yang dihasilkan adalah penting jika pada penggunaan dalam bidang enhanced oil recorvery:
kedalaman sumber minyak, tekanan uap injeksi yang lebih tinggi. Di
sini, jenis reaktor yang mempunyai pendingin primer selain air (OCHWR,
LMFBR, AGR dan HTGR) mempunyai keuntungan yang mana dengan mudah dapat
menghasilkan uap injeksi dengan tekanan yang lebih tinggi (sebagai
contoh, 10MPa) untuk kedalaman ladang minyak sekitar 500m. Untuk
reaktor berpendingin air, proses mencapai tekanan seperti ini akan
membutuhkan step tambahan yaitu kompresi uap.
- Kopel panas dan listrik
- Seperti
yang sudah disebutkan sebelumnya, proses konversi utama di dalam
reaktor nuklir adalah konversi energi nuklir menjadi panas. sehingga di
dalam banyak aspek, penggunaan reaktor nuklir sebagai penghasil listrik
secara teknis juga dapat digunakan sebagai penghasil panas. Baik itu
dalam bentuk uap panas atau air panas. Perbedaannya adalah kenyataan
bahwa uap tidak dapat ditransportasikan pada jarak yang panjang secara
lebih ekonomis dibandingkan untuk listrik. Tetapi akan memberikan
dampak ekonomi yang baik jika digunakan untuk keperluan proses-proses
di dalam industri. Untuk memberikan hasil yang optimum, penggunaan
panas untuk industri harus disesuaikan dengan ukuran dan tipe reaktor
nuklir. Ada beberapa alternatif kopel yang dapat dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan khusus suatu industri dan pembangkitan listrik yang
diinginkan. Secara umum tiga metode dasar alternatif kopel sumber panas
reaktor nuklir adalah sebagai berikut :
- Kopel panas langsung (Direct steam coupling)
- Di
dalam kopel panas langsung, reaktor nuklir memproduksi panas dan
mensuplai langsung kebutuhan proses-proses di dalam industri tanpa ada
listrik yang dihasilkan sebagai hasil samping (Gambar 1).Gambar 1
- Kogenerasi paralel (Parallel cogeneration)
- Di
dalam kogenerasi paralel, uap yang dihasilkan digunakan untuk listrik
bersamaan untuk kebutuhan proses-proses di dalam industri. Dimana uap
yang dihasilkan, secara paralel digunakan untuk produksi listrik dan
memenuhi kebutuhan industri (Gambar 2). Kopel semacam ini banyak
disukai dan meningkat penggunaannya karena sifatnya yang mudah
disesuaikan di dalam pemanfaatan energi. Konsumsi energi total akan
sama, jika uap dan listrik diproduksi secara terpisah.Gambar 2
- Kogenerasi seri (Series cogeneration)
- Di
dalam kogenerasi seri, uap yang dihasilkan digunakan untuk listrik
kemudian digunakan untuk kebutuhan proses-proses di dalam industri.
Dimana uap yang dihasilkan digunakan secara seri (Gambar 3).Gambar 3
- Penerapan kopel panas dan listrik
- Dewasa
ini sejumlah negara mempunyai pembangkit tenaga nuklir yang sedang
digunakan untuk produksi air panas dan uap. Jumlah total kapasitasnya
kurang dari 5 GWth.
- Pengalaman nyata dalam kogenerasi
listrik dan panas sudah ditingkatkan di negara-negara sebagai berikut,
yakni di Uni Sovit. Pengalaman ini meliputi reaktor-reaktor di
Beloyarsky, Kursk, Novovoronezh, Rovno dan Kol'skaya di Uni Soviet.
Universitas Tsinghua di China, Bruce Nuclear Power Development di
Canada, Bohunice di Czechoslovakia, Goesgen dan Beznau di Switzerland
dan Stade di Jerman.
- Sebuah tinjauan teknis dari beberapa aplikasi adalah sebagai berikut :Reaktor Panas di China
- Pada
Institut Teknologi Energi Nuklir (INET), Universitas Tsinghua, Beijing,
sebuah reaktor panas nuklir dengan kapasitas 5 MWth mulai beroperasi
selama musim dingin 1989-1990. Digunakan untuk memasok panas ke pusat
INET dengan pengalaman pengoperasian reaktor sudah sangat baik.
Prinsip-prinsip disain reaktor tersebut mengikuti disain dari PWR.
Tekanan dan kondisi temperatur pada loop primer adalah 186/146 C.
Temperatur pada loop menengah adalah 160/110 pada 1,7 MPa, dan pada
grid panas, 90/60.
- Kogenerasi paralel dari uap proses dan panas di Canada
- Satu
pemakaian yang terbesar dari uap proses terjadi pada Bruce Nuclear
Power Development Facility di Ontario, Canada. PHWR Candu pada lokasi
ini mampu menghasilkan lebih dari 6000 MWe listrik serta uap proses dan
panas yang digunakan oleh Ontario Hydro dan stasiun energi industri
yang berdekatan.
- Stasiun nuklir Bruce-A terdiri dari 4
unit 825 MWe yang membangkitkan listrik. Selanjutnya, pembangkit
memasok uap ke alat pembangkit uap. Alat ini membangkitkan panas proses
720 MWth dan uap untuk produksi air berat, 70 MWth untuk digunakan pada
pusat energi Bruce dan 3 MWth untuk pelayanan lainnya.
- Siklus
ini bersifat khusus untuk kogenerasi paralel. Panas nuklir yang telah
dihasilkan dalam reaktor ditransfer ke dalam generator uap bersamaan
dengan uap dipasok ke turbin dan kemudian secara langsung diumpankan ke
alat pembangkit uap. Uap yang diekstraksi tidak digunakan untuk
menghasilkan listrik.
- Rangkaian kogenerasi air panas untuk pemanasan distrik di Czechoslovakia
- Stasiun
tenaga nuklir Bohunice terdiri dari 2 unit VVER-440/320 yang telah
dirancang Soviet dan 2 unit VVER-440/213. Semua unit ini sedang dalam
pelayanan. Masing-masing unit tediri dari reaktor dengan daya termal
1375 MWth, 6 generator uap horizontal dan 2 turbin kondensasi.
Pembangkit kogenerasi listrik dan panas temperatur rendah untuk tujuan
pemanasan, industri dan pertanian di area dekat Trnava.
- Dalam rangkaian siklus kogenerasi, air dipanaskan hingga temperatur 70oC dan 150oC. Turbin mampu memasok 60 MWth panas (Gambar 4).Gambar 4
- Rangkaian kogenerasi untuk desalinasi air laut di USSR
- Pemanfaatan
sumber-sumber alam pada daerah kering di Kazachstan bagian barat, USSR
menjadikan masalah-masalah dalam hal memasok listrik dan air dapat
dipecahkan. Penyumbang penting pada usaha ini sudah ada di kompleks
Shevchenko yaitu fast breeder reactor jenis BN-350, 3 stasiun daya
termal dan alat desalinasi dengan peralatan destilasi termal. Kompleks
ini merupakan pembangkit uji coba pertama di dunia, dan satu-satunya
untuk sementara waktu, dimana sebuah reaktor nuklir digunakan dalam
desalinasi air laut.
- Di dalam proses, generator uap
BN-350 dan unit boiler memasok uap ke beberapa turbin yang berbeda. Uap
dari unit BN-350 pada tekanan 4,5 MPa dan 450 langsung ke turbin
back-pressure dan ke turbin kondensasi. Uap dari turbin back-pressure
langsung ke arah unit desalinasi dan industri-industri.
- Kompleks
Shevchenko adalah pusat terluas dari desalinasi termal komersil di
USSR. Ada 12 unit desalinasi yang beroperasi pada kompleks dengan total
kapasitas 140.000 M3/ air destilat setiap hari.
- Masalah ekonomi dari kogenerasi nuklir
- Pembangkit
listrik tenaga nuklir, maupun infrastruktur untuk transportasi dan
distribusi dari air panas dan uap adalah merupakan teknologi padat
modal (mahal). Sedangkan pembangkit tenaga nuklir sudah membuktikan
secara ekonomis bersaing dengan pembangkit listrik itu sendiri.
Perbedaan faktor-faktor biaya meliputi untuk kogenerasi dan model
produksi panas.
- Aturan menonjol berikut ini dapat
digunakan : biaya panas kogenerasi sama dengan biaya listrik dibagi
dengan koefisien kinerja alat, sebuah faktor yang tergantung pada jenis
reaktor dan parameter-parameter lain sedang dipertimbangkan.*
- Dengan
menggunakan aturan tersebut, gambaran biaya untuk kogenerasi sudah
dapat dihitung, sebagai contoh : Modular High-Temperature Gas Cooled
Reactor (MHTGR) di Jerman. Dalam contoh ini, biaya listrik sama dengan
5 US cent/kilowatt-hour-electric, biaya uap sama dengan 1,7 US
cent/kilowatt-hour-thermal dan biaya air panas sama dengan 0,5 US
cent/kilowatt-hour-thermal. Biaya ini adalah biaya yang diperhitungkan
untuk waktu hidup MHTGR selama 40 tahun.
- Gabungan dari energi nuklir dan energi fosil
- Lebih
dari 80% dari penggunaan energi dunia didasarkan pada sumber energi
fosil, yaitu batubara, minyak dan gas. Pembakaran bahan bakar ini dapat
menyebabkan masalah lingkungan yang disebabkan dari emisi sulfur
oksida, nitrogen oksida dan karbon dioksida.
- Untuk
memecahkan masalah-masalah seperti ini, satu pendekatan yang sudah
diajukan adalah penggabungan sistem energi. Sebuah contoh untuk suatu
sistem penggabungan di masa datang adalah aplikasi panas nuklir untuk
proses reformasi gas alam (Gambar 5). Gas sintesa, methanol, hidrogen,
panas dan listrik akan dihasilkan dari gas alam dan uranium dengan
menggunakan proses reformasi-HTGR. Dalam proses ini, gas alam terurai
menjadi hidrogen dan karbon monoksida. Hasil utama methanol,
hidrokarbon cair dan hidrogen. Sedang hasil sampingnya adalah panas dan
listrik.Gambar 5
- Contoh
lain dari pendekatan yang telah digabungkan ini adalah terlihat dalam
industri minyak. Beberapa studi sudah dilakukan pada pemanfaatan tenaga
nuklir sebagai sumber panas untuk eksploitasi minyak berat. Studi ini
telah menunjukkan bahwa pilihan pada tenaga nuklir memberikan
keuntungan pada ekonomi dan lingkungan sebagai perbandingan terhadap
metode konvensional, pada kondisi pasar minyak yang menguntungkan.
- Contoh
ketiga adalah penggabungan dari batubara dan energi nuklir dalam
industri baja. Dilihat dari sudut pandang teknologi, contoh tersebut
merupakan penggabungan yang paling ambisius. Hal ini meliputi
gasifikasi batubara keras yang dipanaskan oleh helium panas dari HTGR.
- Hasil
menengah adalah gas sintesa dan kokas yang digunakan untuk proses
reduksi biji besi. Produk akhir adalah methanol dan besi glubal.
- Kesimpulan
- Ada
suatu pemikiran yang mendalam untuk menjadikan fungsi pembangkit nuklir
untuk menghasilkan uap dan panas bagi kebutuhan rumah tangga dan
industri.
- Di beberapa negara tertentu, kogenerasi dan
produksi panas dengan reaktor nuklir sudah pada jalur yang efektif
untuk mempertemukan jenis kebutuhan energi yang berbeda-beda. Potensi
untuk menerapkan teknologi ini secara lebih luas memberikan suatu
harapan yang baik. Perhatian internasional pada masalah-masalah
lingkungan dan masalah-masalah lain muncul kembali karena meningkatnya
pembakaran terahadap bahan bakar fosil.
- Sejalan dengan
hal tersebut, IAEA mengumpulkan ahli-ahli pada suatu pertemuan pada
tahun 1990 untuk meninjau kembali status kogenerasi dan sistem produksi
panas yang didasarkan pada nuklir. Dokumen teknis penerapan nuklir
untuk produksi uap juga untuk mensuplai air panas sudah disiapkan untuk
publikasi, sehingga menyebar luaskan pertukaran pengalaman di bidang
ini.
- Walaupun kebutuhan energi meningkat, pertimbangan
yang lebih teliti terhadap baik buruk teknologi ini perlu dilakukan di
antara teknologi yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar