NIM : 41407110117
Pembangkit yang biasa digunakan pada suatu sistem tenaga listrik
(TL)terdiri dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan unit-unit
thermal.Pembangkit-pembangkit itu sekarang ini umumnya sudah
berhubungan satu dengan yang lainnya atau sudah terinterkoneksi.
Setelah beroperasi dalam waktu tertentu maka dari pembangkit-pembangkit
itu ada yang keluar. Hal ini disebabkankarena pertama ada unit
pembangkit yang rusak tentunya perlu diganti. Kedua ada pembangkit yang
istirahat untuk keperluan pemeliharaan. Salah satu contoh rencana
pemeliharaan unit pembangkit adalah dengan menggunakan metodeLevelized
Resh dari Gaever. Namun dalam aplikasinya harus dibagi dalam dua
kriteria pertama unit pembangkit bisa dikeluarkan tanpa adanya
penyesuaian. Ke dua unit pembangkit yang dikeluarkan harus diatur dalam
kurun waktuyang terbatas. Dengan demikian berarti pada waktu tertentu
ada unit pembangkit yang keluar dari sistem, sehingga akan menimbulkan
perubahan pada biaya produksi. Tapi setelah habis masa pemeliharaan
(overhaul) harus dilakukan evaluasi koefisien ongkos pembebanan hal ini
dilakukan untuk memperoleh akurasi yang baik. Selanjutnya yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana meminimumkan ongkos tapi memenuhi tingkat
sekuriti. Biasanya pada operasi pembangkit thermal biaya yang dihitung
hanyalah biaya bahan bakar, halini karena komponen biaya yang lainnya
dinaggap konstan. Berarti kalau saja bisa dihemat penggunaan bahan
bakar itu maka pengeluaran biaya pada pengoprasian sistem tenaga
listrik bisa dikurangi. Sementara itu beban yang akan dilayaninya
berubah-ubah menurut waktu, jadi yang penting adalah bagaimana dalam
oprasi pembangkit hidro-thermal itu bisa dihemat penggunaanbahan bakar.
Kemudian dengan menggunakan metode dynamic programing dapat dicari
alternatif pembebanan hidro thermal yang optimum. Sedangkan kemampuan
pembangkit thermal dapat diketahui dengan menggunakan effective
capabilitydari Gaever :
C" = C - M In (1-r+r.Cc/m)
Di mana : C" = Effective capability (MW)
C = Installed capacity
M = System characteristic
r = FOR (forced outage rate)
C = Installed capacity
M = System characteristic
r = FOR (forced outage rate)
Dan untuk pembangkit hidro kemampuan maximun bisa diketehui dari model oprasi dan situasi air.
Optimasi Hidro Thermis
Dalam pengoprasian unit pembangkit thermal dan hidro yang perlu dilakukan adalah mencari sistem pembebanan yang optimum.
- Beban sebagai fungsi waktu
- Jumlah air yang tersedia pada pembangkit hidro
Optimasi
hidro-termis itu merupakan optimasi jangka pendek yaitu sampai dengan
jangka waktu satu minggu mengingat bahwa beban harian (setiap jam)serta
perkiraan air yang masuk ke pembangkit sukar diperkirakan secara teliti
untuk jangka waktu lebih dari satu minggu.
Keandalan
Keandalan
kapasitas pembangkit didefenisikan sebagai persesuaian antara kapasitas
pembangkit yang terpasang terhadap kebutuhan beban. Dengan demikian
sistem pemabngkit itu akan mampu melayani kebutuhan beban secara
kontinyu.Jika pembebanan melebihi kapasitas beban pembangkit maka akan
mengakibatkan hilangnya beban (loss of load) atau kapasitas yang
tersedia tidak mampulagi mengatasi beban yang harus dilayani. Hal
inilah yang mengakibatkan sistem menjadi tidak handal, oleh karena itu
kapasitas terpasang di dalam sistem harus selalu lebih besar dari beban
puncak sistem. Di mana kelebihanbeban itu digunakan sebagai cadangan
untuk mempertahankan keandalan sistem pada setiap operasi.
Dalam kaitan itu maka dibutuhkan suatu ukuran untuk mengetahui tingkat
keadan dalan dari suatu sistem yaitu dengan mengetahui indeks
keandalan.. Indeks keandalan itu sendiri adalah ukuran tingkat
keandalan dari suatu sistem pembangkit. Di mana makin kecil indeks
keandalan maka makin baik tingkat keandalannya. Sedang metoda yang
biasa digunakan untuk menentukan indeks itu adalah dengan metoda LOLP
(loss of load probability) atau sering dinyatakan sebagai LOLE (loss of
load expectation). Probabilitaskehilangan beban adalah metode yang
dipergunakan untuk mengukur tingkat keandalan dari suatu sistem
pembangkit dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya peristiwa
sistem pembangkit tidak dapat mensuplai beban secara penuh. Nilai
probabilitas kehilangan beban dinyatakan dalam besaran haripertahun,
yang berarti sejumlah hari dalam satu tahun kemungkinan terjadinya daya
tidak tersedia (capacity outage) lebih besar dari kapasitas
cadangan(reserved capacity). Jadi nilai tersebut merupakan resiko
tahunan yang dihadapi oleh sistem pembangkit dalam melayani kebutuhan
beban. Sementara itu kehilangan beban hanya akan terjadi bila kapasitas
pembangkitan yang tersedia dalam pelayanan lebih kecil dari tingkat
beban. Kapasitas pembangkit yang tersedia bisa diketahui dengan
probalitas berarti hal ini menggunakan metode stastik. Adapun dasar
statitiknya adalah probabilitas suatu unit yang gagal dan unit
pembangkit yang berada dalam keadaan berkurang kapasitasnya karena
kegagalan. Sedangkan untuk menghitung probabilitas daya tak tersedia
digunakan cara pertama hukum binomial yaitu untuk sistem dengan
unit-unit pembangkit yang indentik. Ke dua persamaan rekursif digunakan
untuk sistem dengan unit-unit pembangkit yang indentik. Sementara itu
probalitas tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk pertama probalitas
pasti p(x) yang menyatakan probabilitas terjadinya daya tidak tersedia
sebesar x MW. Ke dua probabilitas kumulatif P(x) yang menyatakan
probabilitas terjadinya data tidak tersedia sebesar x MW. 

Dalam
sistem tenaga listrik suatu unit pembangkitnya mempunyai dua keadaanya
itu keadaan tersedia (up) dan keadaan tak tersedia (down). Interval ab
menggambarkan perieda operasi di antara dua keadaan kegagalan. Bila
interval waktu yang diamati banyak, maka waktu rata-rata di antara
kegagalan (MTBF)adalah :
MTBF = Jumlah periode operasi / Jumlah kegagalan
MTBF
ini menggambarkan keadaan tersedia rata-rata dan dinyatakan dalam
dengan m. Interval cd menggambarkan keadaan tidak tersedia (down
state)di antara dua keadaan operasi (up). Bila interval yang diamati
banyak,maka waktu rata-rata tidak tersedia di antara dua keadaan
operasi yang dinyatakan r adalah :
r = waktu jatuh total/jumlah keadaan jatuh total
Dari uraian di atas ternyata bahwa probabilitas unit berada dalam keadaantersedia (up) adalah :
Pup = m / (m+r)
Pada
persamaan di atas m adalah waktu operasi rata-rata dan (m + r)adalah
waktu siklus rata-rata yang dinyatakan dengan T analog dengan
persamaan(1), ketidak tersediaan suatu unit pembangkit di dalam sistem
dapat pula dinyatakan dengan :
Pdown = r / (m+r) = r / R = Q
Ketidak
tersediaan suatu unit pembangkit dalam sistem sering pula disebut
sebagai angka gagal paksa (FOR = forced outage rate) dari unit
pembangkit tersebut. Ke dua keadaan di atas (up dan down) merupakan
komplementer dan karenanya mempunyai hubungan R + Q = 1.
Model Beban

Perubahan beban pembangkit ada tiga macam :
- Perubahan beban harian yaitu untuk mengikuti perubahan dalam satu hari.
- Perubahan beban mingguan yaitu untuk menghadapi perubahan bebanpada hari Saptu dan Minggu yang bebannya lebih rendah dari pada beban harikerja.
- Perubahan beban untuk menghadapi hari libur khusus, karena beban pada hari libur khusus lebih rendah dari pada beban hari minggu.
Perubahan
beban tersebut dapat direncanakan dalam mingguan berdasarkan hasil
perhitungan optimasi hidro-termis dan berdasarkan jadual operasi unit
pembangkit. Namun untuk keperluan pengaturan online Economic Load
Dispatch dan pengaturan frekuensi harus dipilih unit-unit pembangkit
yang mampu mengikuti perubahan beban yang relatif cepat. Unit-unit
pembangkitdengan bahan bakar minyak dapat mengikuti program on-line
Economic Load Dispatch dan program Kontrol Frekuensi dengan tetap
memperhatikan kendala-kendala yang berlaku untuk unit pembangkit yang
bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar